Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi
Penutur Asing:

Inovasi Berbasis Pengenalan Lintas Budaya untuk Meningkatkan Pemahaman dan Minat Belajar

Pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing saat ini mengalami perkembangan pesat, tidak hanya di kawasan ASEAN tetapi juga di berbagai negara di Eropa. Adanya program BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) di beberapa universitas di Indonesia menjadi bukti bahwa bahasa Indonesia telah meraih pengakuan global.
 
Program BIPA menjadi tren dan kebutuhan di era saat ini sehingga dibutuhkan inovasi sesuai dengan level pembelajaran yang diberikan. Tujuannya adalah untuk mempermudah pemahaman pembelajaran dan menumbuhkan minat pemelajar. Salah satu inovasinya ialah pembelajaran berbasis pengenalan lintas budaya. Menurut Kusherdaya (2018), pengenalan pembelajaran lintas budaya sangat penting. Dengan pembelajaran lintas budaya, pemelajar dapat memperoleh kosa kata baru, mempercepat penguasaan bahasa, dan mendorong terciptanya komunikasi yang efektif dengan orang-orang baru yang ditemui.
 
Program BIPA dengan pendekatan lintas budaya telah diimplementasi oleh beberapa perguruan tinggi di Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan menumbuhkan minat belajar, misalnya melalui pengenalan tarian Betawi dan makanan tradisional. Pada sesi pengenalan tarian Betawi, peserta BIPA belajar gerakan-gerakan dasar menari sekaligus dilatih untuk bisa terampil menari tarian Betawi. Dalam proses pembelajaran tersebut, tercipta interaksi antara instruktur dan peserta yang tentunya melibatkan komunikasi bahasa. Implikasinya, pemelajar dapat meningkatkan pemahaman kebahasaan mereka misalnya dalam hal penambahan kosa kata baru, kalimat perintah, dan lain-lain.
 
Contoh lainnya adalah materi pengenalan makanan tradisional. Pada materi ini, pemelajar mengamati berbagai jenis makanan tradisional yang pernah mereka temui sehingga hal ini dapat memperkaya pemahaman kosa kata. Pemelajar tidak hanya belajar tentang nama-nama makanan, melainkan juga kosa kata tentang bahan-bahan untuk membuat makanan tersebut serta kalimat-kalimat untuk menerangkan proses pembuatan hingga penyajiannya. Proses pembelajaran bahasa terjadi pada saat instruktur memberikan penjelasan atau mengajarkan praktik membuat makanan. 
 
Dari kedua penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing melalui Program BIPA mengalami pertumbuhan yang sangat pesat sehingga dibutuhkan inovasi  pengajaran yang tepat sasaran. Salah satunya adalah melalui pembelajaran berbasis pengenalan lintas budaya seperti tarian dan makanan tradisional. Pendekatan ini diyakini dapat meningkatkan minat belajar sehingga materi ajar menjadi lebih mudah dipahami. Pada akhirnya, penguasaan bahasa Indonesia dapat terakselarasi karena terciptanya komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran sebagai implikasi pendekatan lintas budaya. (ren)

Lihat juga :